Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 mengalami perubahan usai Timnas Indonesia menang atas Arab Saudi.
Timnas Indonesia menang atas Arab Saudi pada pertandingan lanjutan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Selasa (19/11) malam.
Dua gol kemenangan Indonesia atas Arab Saudi dicetak Marselino Ferdinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemenangan ini membuat Indonesia melesat dari posisi juru kunci ke peringkat ketiga klasemen Grup C menggeser Arab Saudi.
Indonesia saat ini mengemas enam poin dari enam pertandingan yang telah dijalani.
Ini merupakan kemenangan perdana Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sebaliknya, kekalahan dari Indonesia membuat Arab Saudi turun ke posisi keempat klasemen Grup C dengan mengantongi enam poin dari enam pertandingan yang dijalani.
Kemudian pada pertandingan lainnya Jepang berhasil menang atas China di Stadion Xiamen Egret, China, pada Selasa (19/11) malam.
Kemenangan Jepang membuat tim berjulukan Samurai Biru itu semakin kokoh di puncak klasemen Grup C dengan mengemas 16 poin dari enam pertandingan yang dilakoni.
Sedangkan kekalahan dari Jepang membuat China turun dari posisi keempat ke urutan kelima klasemen dengan mengemas enam poin dari enam laga yang dilakoni.
Sementara posisi juru kunci kini ditempati Bahrain dengan mengemas lima poin dari lima laga yang dijalani. Bahrain akan menjalani matchday keenam melawan Australia di Riffa pada Rabu (20/11) dini hari WIB.
Strategi Hajar Kanan (Haka) dan Hajar Kiri (Haki)
Sebagaimana disebutkan, pasar saham adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual saham, sehingga besaran permintaan dan penawaran sangat mempengaruhi harga suatu saham. Tak jarang ketika seorang investor tidak memiliki banyak waktu, namun ingin agar transaksi bid dan offer sahamnya cepat berhasil. Bisa juga karena investor tersebut sedang butuh dana cepat dan ingin segera menjual kepemilikan sahamnya.
Jika demikian kondisinya, maka Kamu perlu mempertimbangkan strategi hajar kanan (Haka) dan hajar kiri (Haki) dalam transaksi saham. Hajar kanan (Haka) adalah strategi pembelian (bid) saham di harga offer (jual) paling atas. Dengan strategi ini, Kamu nggak perlu antre lama untuk bisa mendapatkan saham incaranmu dan tanpa harus bersaing dengan pembeli lain.
Sebaliknya hajar kiri (Haki) adalah strategi penjualan (offer) saham di harga beli (bid) paling atas. Dengan strategi ini, Kamu bisa menjual kepemilikan sahammu dengan cepat, tanpa harus antre lama atau bersaing dengan penjual lain. Strategi Haki cocok bagi investor yang butuh likuiditas atau dana cepat. Sedangkan strategi Haka cocok buat investor yang meyakini saham yang dia incar tersebut harganya bakal naik lebih tinggi.
Sebagai ilustrasi dalam grafik berikut dengan contoh saham BBRI. Dengan strategi Haka, maka Kamu memasang bid price di harga Rp5.775 dalam kotak hitam kolom kanan. Adapun strategi Haki, Kamu memasang offer price saham BBRI di Rp5.750 di kotak hitam kolom kiri.
Sumber : Bareksa Saham
Investasi Saham di Sini
Baca juga : Ini 15 Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Saat Transaksi Saham di Bareksa
Jadi semakin paham bukan apa itu bid dan offer saham, serta strategi Haka dan Haki? Ayo segera berburu saham idaman dan capai target finansialmu melalui super app investasi Bareksa.
Investasi Saham di Sini
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini- Beli saham klik tautan ini- Beli reksadana, klik tautan ini- Beli emas, klik tautan ini- Download aplikasi Bareksa di App Store- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Pada Selasa (19/11) Malam:
1. Jepang 16 Poin2. Australia 63. Indonesia 64. Arab Saudi 65. China 66. Bahrain 5
Butuh trik jitu agar proses tawar-menawar transaksi beli dan jual saham berhasil dan untung
Butuh trik jitu agar proses tawar-menawar transaksi beli dan jual saham berhasil dan untung
Bareksa.com - Dalam berinvestasi saham, Kamu tentu ingin bisa meraih cuan maksimal. Jika Kamu sudah memahami pengertian saham dan investasi saham, serta macam-macam style investasi dan tipe investor saham, maka Kamu perlu mengetahui cara untuk bid saham atau bisa diartikan permintaan atau beli, dan offer saham atau bisa diartikan penawaran atau jual.
Ibarat sedang bertransaksi di pasar tradisional, di pasar saham pun berlaku model serupa. Karena itu Kamu butuh trik jitu, agar proses tawar-menawar transaksi beli dan jual sahammu berhasil dan untung. Seperti dalam prinsip dagang, Kamu pasti ingin beli saham idamanmu di harga rendah dan nantinya menjual di harga tinggi, agar bisa cuan tinggi pula.
Meski begitu, Kamu juga perlu mempertimbangkan kondisi pasar apakah sedang bergairah atau lesu, besaran permintaan dan penawaran, serta beragam sentimen lainnya. Sebab tak jarang, seorang investor terlanjur membeli saham di harga tinggi karena mengikuti tren atau ikutan-ikutan (fomo), namun ketika ingin menjualnya harga saham tersebut malah sedang berada di level rendah, akibatnya jadi rugi.
Investasi Saham di Sini
Baca juga : Pengertian Investasi Saham, Keuntungan, Risiko dan Cara Membelinya
Bid saham adalah seorang investor mengajukan permintaan atau pembelian suatu saham di harga lebih rendah dari harga terakhirnya (last price). Sebagaimana prinsip dagang, agar bisa meraih untung, seorang pembeli akan berusaha membeli saham yang diinginkan di harga rendah. Dalam membeli saham di pasar modal, Kamu wajib menentukan harga yang diinginkan atau disebut bid price.
Contoh sederhananya adalah Kamu ingin membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang pada Jumat (5/1/2024) harganya ditutup naik 0,88% atau bertambah 50 poin menjadi Rp5.750 (last price). Sebagai pembeli, tentu Kamu ingin membelinya di harga lebih rendah dari level tersebut (ngebid).
Kamu perlu menentukan berapa harga beli saham yang akan Kamu inginkan, misalnya Rp5.700 atau lebih rendah Rp50 dari last pricenya, dengan jumlah lot saham yang ingin Kamu beli misalnya 100 lot. Harga Rp5.700 itulah yang disebut sebagai bid price.
Meski begitu, perlu dicatat pembelianmu di saham BBRI seharga Rp5.700 sebanyak 100 lot tersebut akan berhasil, kalau ada penjual yang bersedia menjual di harga tersebut dengan jumlah lot memadai, sehingga statusnya bisa match (sesuai). Jika tidak, maka transaksi bidmu harus menunggu antrian sampai ada penjual yang bersedia menjual di harga tersebut dengan jumlah mencukupi.
Sumber : Bareksa Saham
Investasi Saham di Sini
Baca juga : Ada 8 Strategi Investasi dan 9 Tipe Investor Saham, Kamu Termasuk yang Mana?
Offer saham merupakan kebalikan dari bid. Dengan demikian offer saham adalah seorang investor mengajukan penawaran atau penjualan suatu saham di harga yang biasanya di atas last pricenya. Dengan contoh saham BBRI, misalnya Kamu ingin menjual saham bank pelat merah tersebut di harga Rp5.800, atau lebih tinggi Rp50 dari last pricenya yang senilai Rp5.750 dengan jumlah 100 lot. Harga Rp5.800 itulah yang disebut offer price.
Sebagaimana dalam transaksi bid, dalam transaksi offer saham yang Kamu ajukan akan bisa berhasil dan statusnya match (berhasil), jika ada pembeli yang bersedia membeli di harga tersebut dan jumlahnya juga memadai. Jika tidak, maka transaki offer saham yang Kamu ajukan memang harus menunggu antrian sampai statusnya match.
Dalam fitur Bareksa Saham, transaksi bid atau beli saham ada di sebelah kiri atau dalam kotak hijau, sementara transaksi jual saham atau offer ada di sebalah kanan atau dalam kotak merah seperti berikut:
Sumber : Bareksa Saham